PERKEMBANGAN otak akan memengaruhi kecerdasan anak di kemudian hari. Hal yang memengaruhi perkembangan otak anak hingga usia 3 tahun antara lain faktor gen, asupan nutrisi, kasih sayang, dan stimulasi.
Demikian dikatakan Dr Soedjatmiko dalam roadshow seminar "Memaksimalkan Kecerdasan Anak dengan Floor Time" di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (24/1).
Menurut Soedjatmiko, faktor gen dari orangtua memang sudah tak bisa diubah. "Ini sudah tak bisa diganggu gugat, misal orang tua cerdas, maka faktor gen akan menurun ke anak," jelasnya.
Adapun penambahan nutrisi terhadap bayi akan memberi efek positif bila diberikan sedini mungkin, yakni sekitar 6-12 bulan. "Perkembangan otak bayi setelah dilahirkan lebih penting dalam menentukan IQ anak di kemudian hari dibanding saat di dalam kandungan," tuturnya.
Nutrisi yang terbaik untuk bayi, dikatakan Soedjatmiko, air susu ibu (ASI) mengandung banyak zat yang diperlukan seperti protein dan asam amino, AA-DHA, Gangliosida (GA), kolin, dan zat gizi mikronutrien lainnya.
Di samping nutrisi, stimulasi juga memegang peranan penting dalam memaksimalkan kecerdasan anak. "Stimulasi diperlukan agar hubungan antarsel syaraf otak (sinaps) dapat berkembang karena bila tak distimulasi, sinaps yang jarang atau tak terpakai akan musnah," ucapnya.
Stimulasi ini dapat diterapkan sejak dini, yakni sejak janin masih dalam kandungan hingga umur 2-3 tahun yang dikenal dengan masa keemasan perkembangan otak anak (golden age).
Stimulasi, menurut Soedjatmiko, dapat dilakukan dengan bermain aktif dengan penuh kasih sayang, gembira, dan bebas.
"Faktor kasih sayang ini juga penting karena kedekatan emosional saat orangtua dan anak itu bermain dapat menstimulasi anak untuk berpikir kreatif," jelasnya.*
No comments:
Post a Comment