Pages

Sering Susah Tidur Tanda Kepikunan?

KOMPAS.com - Susah tidur bukan hanya membuat seseorang sering merasa cepat lelah. Suatu studi baru mengungkapkan, kualitas tidur yang buruk juga bisa menjadi pertanda risiko mengalami kepikunan di masa tua.

Penelitian terbaru di Amerika Serikat menemukan, buruknya kualitas tidur pada malam hari berkaitan dengan gejala praklinis Alzheimer. Ilmuwan dari Washington University School of Medicine di St. Louis mempelajari pola tidur 100 orang yang berusia 45 dan 80. Relawan yang dilibatkan dalam riset ini tidak mengalami kepikunan, tapi setengah dari mereka merupakan turunan pengidap Alzheimer.

Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang kerap terjaga lima kali setiap jam cenderung menunjukkan penumpukan plak amiloid pada otaknya, dibandingkan mereka yang tidurnya tidak banyak mengalami gangguan.

Plak protein amiloid adalah salah satu penanda awal Alzheimer, salah satu jenis penyakit kepikunan yang dapat merenggut kemampuan seseorang dalam berpikir, mengingat dan melakukan tugas-tugas sederhana. Tanda-tanda kemunculan plak kini dapat terdeteksi melalui alat scan otak dan pemeriksaan cairan tulang belakang. Hadirnya plak amiloid dapat terlihat beberapa tahun sebelum pasien menunjukkan gejala Alzheimer.

Melakukan Pekerjaan Rumah Bisa Cegah Pikun

KOMPAS.com - Melakukan hal-hal sederhana seperti mencuci, memasak dan membersihkan rumah ternyata dapat membantu mengurangi risiko Alzheimer bahkan pada orang berusia lebih dari 80 tahun. Demikian hasil temuan terbaru yang dipublikasikan secara online dalam journal Neurology.

Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif otak yang menyebabkan gangguan berpikir dan mengingat (pikun). Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas.

Dalam kajiannya, peneliti melibatkan 716 sukarelawan dengan usia rata-rata 82 tahun untuk memakai sebuah perangkat yang dapat memonitor kegiatan mereka sehari-hari. Para peserta juga diberikan tes kognitif untuk mengukur tingkat memori dan kemampuan berpikir.

Setelah sekitar tiga tahun masa peneltiian, 71 dari para relawan mengidap penyakit Alzheimer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang tidak aktif, dua kali lebih mungkin untuk mengalami penyakit alzheimer ketimbang mereka yang aktif.

Mual Saat Hamil Dapat Dicegah

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir sebagian besar wanita hamil pernah mengalami mual atau muntah, terutama selama trimester pertama kehamilan. Meski belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, hal ini sesungguhnya bisa dicegah dengan menjaga asupan makanan dan mengonsumsi suplemen vitamin tertentu.

Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG (K) mengatakan, faktor perubahan hormon, buruknya nutrisi dan rendahnya kadar vitamin B-6 dalam tubuh diduga memiliki kontribusi dalam memicu rasa mual atau muntah pada ibu hamil.

Ia menjelaskan, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa agar ibu hamil tidak mengalami hiperemesis (muntah), sebelum hamil sebaiknya terlebih dahulu mengonsumsi suplemen vitamin B-6.

"Paling gampang minum B kompleks. Misalnya, 3-4 bulan sebelum hamil," katanya, saat acara peluncuran SGM Bunda Presinutri, Kamis, (19/4/2012), di Jakarta.

Menurut Noroyono, pada beberapa kasus hiperemesis biasanya tidak diperlukan pengobatan. Asalkan si calon ibu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik dan benar, gejala mual atau muntah tidak akan muncul.

Sulit Tidur Tidak Berarti Insomnia

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, kita mengalami penurunan kondisi fisik, psikologis, dan sosial. Ini dapat mempengaruhi kualitas tidur. Misalnya, sulit tidur atau mempertahankan fase tidur. Tidur jadi singkat dan kurang nyenyak. Berikut, beberapa cara untuk menyiasati masalah sulit tidur.

Ahli Gerontologi
DR. Dr. Czeresna Heriawan Soejono, SpPD-K, MEpid, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia

Pahami apa yang terjadi. Tidur pada usia muda butuh waktu 6-8 jam sehari. Sedangkan, saat tambah usia, waktu tidur hanya 4 jam sehari dan tingkat pulasnya berkurang. Ini adalah hal yang normal. Tetapi kita sering mengartikannya sebagai insomnia, hanya lantaran kita panik.

Anjuran. Aturlah waktu dan pola tidur, dan hindari tidur siang. Meski, rasa kantuk sering datang usai makan siang. Isilah waktu dengan mengobrol atau menonton televisi. Pakailah waktu tidur yang singkat itu hanya di malam hari saja.

Kompres Air Dingin Atasi Insomnia

KOMPAS.com - Apa yang Anda lakukan ketika mengalami insomnia? Mungkin Anda akan berusaha membuat diri mengantuk dengan menonton acara yang norak di televisi, membaca buku yang membosankan, hingga minum obat tidur. Tetapi ada cara lain untuk mengatasi sulit tidur ini, kompres kepala Anda dengan air dingin.

Para dokter dari University of Pittsburgh School of Medicine melakukan suatu eksperimen untuk mengatasi pasien yang menderita insomnia. Sebanyak 12 pengidap insomnia primer (yang mengalami kesulitan tidur akibat stres) dan 12 pasien dengan kesehatan yang terkontrol, diberi tudung plastik yang berisi air dingin di kulit kepala dan dahi. Sebab, pengidap insomnia diketahui memiliki aktivitas otak yang lebih tinggi daripada mereka yang tak punya gangguan tidur. Nah, tudung ini rupanya menurunkan suhu prefrontal cortex, bagian otak yang mendorong untuk tidur lelap. Akibatnya, aktivitas otak melambat, dan mendorongnya untuk beristirahat.

Setelah mengenakan tudung khusus tersebut, para pengidap insomnia ini tertidur dengan cepat. Mereka hanya butuh 13 menit untuk tertidur, yang artinya bahkan lebih cepat daripada pasien yang sehat (yang membutuhkan rata-rata 16 menit untuk terlelap). Kedua kelompok responden ini juga menghabiskan 89 persen dari waktu mereka di tempat tidur untuk tertidur lelap.